Dulu dia disusui oleh salah seorang dari Bani Sa’ad, lalu dibunuh oleh Hudzail. Riba jahiliah juga telah dihapus. Riba yang pertama kali kuhapus adalah riba
Liburakhir pekan, beberapa hotel di Yogyakarta memasang tarif promo menginap untuk Sabtu besok. - Kamis, 04 Agustus 2022 - Mulai Rp550 Ribu! 02 Agustus 2022 15:00 . Akmal Marhali ragu TC terwujud di masa kepemimpinan Iwan Bule, begini informasi selengkapnya. 04 Agustus 2022 21:50 . Pergub Soal Penggusuran Langgar Asas
Sebabitu, Heroe melanjutkan, wajar jika biaya makan dan minumnya mencapai Rp 900 ribu. Hitung-hitungan sederhananya, rata-rata satu orang makan dan minum seharga Rp 60 ribu. "Biaya makan dan minum sebesar itu untuk kawasan Malioboro masih normal di masa liburan," kata dia.
DinasPariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Cianjur, Jawa Barat, mencatat peningkatan angka kunjungan ke sejumlah objek wisata bernuansa alam yang banyak terdapat di wilayah selatan dan utara Cianjur, mencapai 50 ribu wisatawan setiap akhir pekan.
Kenali7 Pengikut Dajjal di Akhir Zaman, Ada Kaum Perempuan. Rabu, 10 November 2021 | 08:00 WIB. Oleh : Dedi. U-Report, Ilustrasi Dajjal. Sahijab – Pengikut Dajjal harus diketahui oleh kita bersama supaya kelak tidak menjadi pengikutnya. Sosok Dajjal dikatakan sebagai seorang pemuda dengan rambut keriting dan bermata satu, karena mata seblah
Padaawalnya riba jahiliyah lebih banyak menyasar masalah utang-piutang, namun seiring dengan berjalannya waktu, riba ini bisa bertransformasi menyesuaikan perkembangan zaman. 1. Riba Utang Piutang Pada masa jahiliyah, riba utang piutang hanya berlaku ketika sudah mencapai jatuh tempo saja.
. Perekonomian yang serba modern ayalnya memudahkan kita dalam segala macam transaksi. Seiring perkembangnya zaman, segala macam aspek keuangan pun semakin meningkat kemudahannya. Meskipun begitu, bahkan dengan teknologi modern yang ada, yang namanya riba belum bisa sepenuhnya dihapuskan. Maka dari itu, ada baiknya kita mengenal sejarah riba dalam sederhana, ribamerupakan tambahan yang dibebankan oleh pihak A dari pihak B yang berkaitandengan transaksi barang ribawi. Riba haram hukumnya dan islam tidak membenarkanatas praktek riba. Bahkan, di dalam Al-Qur’an, penjelasan soal dosa ribadijelaskan dalam lebih dari satu berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 275 ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْبَيْعُ مِثْلُ ٱلرِّبَوٰا۟ ۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ ۚ فَمَن جَآءَهُۥ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ “Orang-orang yang Makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” QS. Al-Baqarah 275 Baca jugaHukum Mengumpulkan Dana RibaHukum Riba Menurut IslamCara Membersihkan Harta RibaCara Agar Tidak Terjerumus dalam RibaCara Melunasi Hutang Riba Dalam IslamRasulullah salallahualaihi wa sallam juga meriwayatkan atasnya dalam sebuah hadist. ImamMuslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu menyampaikan “Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja.”SejarahDimulainya RibaMenurut sejarah riba dalam islam, raktek riba sudah dimulai bahkan jauh sebelum turunnya Islam. Catatan yang ada, menjelaskan bahwa riba sudah mulai dikenal sejak zaman peradaban mesir kuno Firaun. Adapula prakteknya juga dilakukan di zaman peradaban Sumeria, Babilonia dan Asyuriya Irak. Dan dari semua itu, yang memperkenalkan riba kepada bangsa Arab adalah kaum-kaum ini dijelaskan dalam QS. An Nisaa ayat 160-161,Yang mana Bani Israil Umat Nabi Musa, melakukan berbagai macam praktek ribasehingga Allah menurunkan surat tersebut. Allah Berfirman وَأَخْذِهِمُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَقَدْ نُهُوا۟ عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلْبَٰطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا .فَبِظُلْمٍ مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُوا۟ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَٰتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ كَثِيرًا Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah. dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang itulah yang mendasari berkembangnya praktek riba jahiliyah dikalangan bangsa Arab. Bangsa Yahudi memulai memperkenalkan riba kepada pendudukThaif dan Yastrib yang kemudian menjadi Madinah. Yang mana pada masa itubanyak sekali kekacauan karena bangsa Arab bahkan sampai menggadaikan anak,istri dan diri mereka sendiri sebagai jaminan riba. Apabila mereka tidak mempumembayar, maka mereka akan dijadikan budak kaum lain, hanya dari dua kota tersebut, orang-orang Yahudi berhasil meraup keuntungan yang tak terhingga atas praktek riba. Hal tersebut terus berlanjut hingga prakteknya masuk ke Kota Makkah. Riba pada masa itu dikenal dengan Riba jugaBahaya Riba dalam IslamMacam-macam RibaPinjaman Tanpa RibaPengertian Riba Menurut IslamHukum Riba Dalam IslamBentuk-bentuk Riba JahiliyahRiba pada zaman dahulu memiliki resiko yang sangat tinggi atas bungayang dibebankan. Bahkan sampai hari ini, kadang banyak juga praktek-praktekyang serupa. Berikut adalah Riba yang muncul pada zaman Jahiliyah Apabila seorang meminjam 10 keping emas,maka pada waktu yang telah ditentukan, dia harus mengembalikannya sebanyak 11keping emas bunga 1 keping emasMisalkan dalam waktu yang sudahditentukan Hutang 11 keping emas tersebut tidak mampu dikembalikan, maka akandiberi toleransi waktu, dengan ketentuan membayar bunga yang lebih yang membeli barang secara tidaktunai kredit, bila tidak melunasi hutang hingga masa jatuh tempo, maka dia harusmelunasi barang yang ia beli sekaligus membayar denda keterlambatan dendaketerlambatan semakin meningkat seiring mundurnya waktu pembayaranAtas praktek tersebutnyatanya sangat memberatkan, pasalnya pada zaman dahulu Tidak ada upaya untukmelindungi hak-hak pihak penghutang atas pihak pemberi hutang. Sehinggaprakteknya tidak jarang terjadi penindasan dan yang paling parah akan berakhirdengan juga kita lantastidak boleh membenarkan transaksi riba yang terjadi pada masa kini hanya karenaada perlindungan hak yang terjadi. Pasalnya, Allah SWT sudah melarang adanyariba dan hukumnya tetap tidak RibaSetelah kita tau latar belakangnya. Kita tentunya harus mempelajari lebih dalam atas jenis-jenis riba. Riba secara umum dibagi menjadi dua yaitu riba utang-piutang dan riba Riba Utang PiutangRibaQardh, adalah memberikan tambahan tertentu atas penghutangdari hutang yang dipinjamkan. Contoh Anda meminjam uang sebesar Rp. 100 Ribu,kemudian saat masa jatuh tempo anda harus mengembalikannya sebesar Rp. 120 adalah memberikan tambahan tertentu atas penghutangdari hutang yang dipinjamkan. Apabila tidak mampu membayar saat waktu yangditentukan, maka akan dikenakan denda denda akan terus bertambah seiringberjalannya waktu. Contoh Anda meminjam uang sebesar Rp. 100 Ribudengan ketentuan harus dibayarkan pada bulan Januari, apabila anda terlambatmembayar, bulan berikutnya anda wajib membayar denda sebesar 50 ribu. Dendaakan didapat Terus menerus hingga berlaku kelipatan per bulan. Sampai andabenar-benar bisa melunasi hutang jugaKonsep Wakaf Tunai Dalam Prespektif Ekonomi IslamManfaat Logika Dalam Ekonomi IslamEtika Jual Beli Dalam Ekonomi IslamFungsi Uang Dalam IslamUang dalam Ekonomi Islam2. Riba jual-beliRibaFadhl, adalah pertukaran barang sejenis dengan kadar yangberbeda. Sedangkan barang yang menjadi obyek transaksi masih merupakan barangribawi. Contoh A menukarkan beras miliknya sebesar 2KGdengan beras sebesar 4KG milik B yang memiliki kualitas buruk. Karenaperhitungannya tidak setara dan tidak jelas, maka transaksi ini adalah pertukaran antar barang ribawi yang terjadipenundaan atas akad dan tidak memiliki kesetaraan pada saat transaksi. Contoh Anda ingin menukarkan emas 24dengan emas 21 karat berdasarkan pada timbangan yang sama. Namun emas 24 karatyang dimaksud baru diserahkan satu minggu lagi setelah transaksi dilaksanakan. Hal ini tidak diperbolehkankarena saat akad barang tidak ada.….Tentunya atas penjelasan perihal sejarah riba dalam islam diatas, kita dapat memahami beberapa hal yang berkaitan dengan transaksi yang tidak diperbolehkan. Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan riba karena suatu alasan dan alasan tersebut adalah untuk kebaikan manusia sendiri. Apapun itu, semoga tulisan diatas bermanfaat dan kita selalu diberikan kemudahan untuk terus belajar di jalan yang benar. Amin, InsyaAllahHamsa,
Di semua lini kehidupan kita sekarang ini, hampir tak ada celah kita lepas dari riba. Riba melekat erat dengan kehidupan kita. Empat belas abad yang lalu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa“Sungguh akan datang pada manusia suatu masa ketika tiada seorangpun di antara mereka yang tidak akan memakan harta riba. Siapa saja yang berusaha tidak memakannya, maka ia tetap akan terkena debu ribanya,” HR Ibnu Majah, hadits dan Sunan Abu Dawud, hadits dari Abu HurairahDi zaman sekarang, praktek riba tersebar di mana-mana. Dalam ruang lingkup masyarakat yang kecil hingga tataran negara, praktek ini begitu merebak baik di perbankan, lembaga perkreditan, transfer gaji, bahkan sampai yang kecil-kecilan semacam dalam arisan warga, dan mungkin inilah yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan terkena debu riba itu. Entah mungkin kaum muslimin tidak mengetahui hakekat dan bentuk riba. Mungkin pula mereka tidak mengetahui bahayanya. Apalagi di akhir zaman seperti ini, orang-orang lengah dan begitu tergila-gila dengan harta sehingga tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Sungguh, benarlah sabda Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam“Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram.” HR. Bukhari no. 2083Begitu banyaknya pintu dan ruang riba di sekeliling kita sekarang ini, sebagaimana hadist Rasulullah Saw“Riba itu mempunyai 73 macam. Sedangkan dosa yang paling ringan dari macam-macam riba tersebut adalah seperti seseorang yang menikahi menzinai ibu kandungnya sendiri,” HR Ibnu Majah, hadits dan Al Hakim, Jilid II halaman 37; dari Ibnu Mas’ud, dengan sanad yang shahih“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahihNa’udzubillah…
– Hidup di akhir zaman akan menjumpai banyak fitnah dan kekacauan. Halal-haram sudah tidak lagi dihiraukan. Manusia akan berlomba, berjuang bahkan saling serang untuk menggapai mimpinya di dunia. Lalu, bagaimana menghadapi fitnah akhir zaman? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang bersabar dalam agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.” [HR. At-Tirmidzi, Al-Fitan, hadits no. 2361] Kemudian, Imam Ath-Thayyibi mengatakan, “Maksudnya, sebagaimana orang yang tidak kuasa memegang bara api untuk bersabar dalam menahan panas bara tersebut, demikianlah kondisi yang dialami oleh orang-orang yang tetap teguh terhadap agamanya di zaman itu. Mereka tidak kuasa berpegang teguh kepada agamanya karena begitu banyaknya pelaku kemaksiatan dan sarana kemaksiatan, tersebarluasnya kefasikan, serta belum lagi lemahnya keimanan.” [Tuhfah Al-Ahwadzi, jil. 8, hal. 436]. Beberapa tanda kekacauan di akhir zaman adalah merebaknya perzinaan. Kita tahu, saat ini, zina sudah bukan lagi dianggap menjadi aib untuk pelakunya, negara barat. Media membantu menyiarkan konten yang tidak pantas dan disiarkan secara luas dan terus menerus, bisa ditonton oleh semua kalangan tanpa kecuali. Berbagai hal yang dulu dianggap terlarang di masyarakat bisa berubah. Nilai benar-salah ditentukan oleh kebiasaan masyarakat. Jika biasa dan dilakukan orang banyak, yang salah bisa menjadi benar, begitupula sebaliknya, yang benar akan menjadi sesuatu yang aneh. Selain maraknya perbuatan zina, akhir zaman juga dengan merajalelanya praktik riba. Riba adalah perbuatan mengambil keuntungan dari harta yang dipinjamkan dan hal ini sangat dilarang dalam Islam. Merajalelanya praktik riba yang dilakukan oleh bank konvensional saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli lagi dengan status kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh.” HR Bukhari. Jika halal-haram sudah tidak lagi dihiraukan oleh manusia, kekacauan akan menyertainya. Manusia akan menjadi pemangsa untuk manusia lainnya untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan. Menyipakan Diri Menjadi Pemuda Akhir Zaman Melihat berbagai kerusakan yang dilakukan manusia, menjadi tentangan tersendiri untuk menjadi pemuda bertaqwa yang hidup di masa itu. Di bawah ini merupakan tips menjadi pemuda di akhir zaman. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ilmu agama ini akan dibawa oleh orang-orang terpercaya dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan orang-orang bathil. Ilmu ini hanya layak disandang oleh orang-orang yang memiliki karakter dan sifat seperti itu.” [lihat Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’oleh Al-Khathib Al-Ba’dadi dan dinyatakan shahih oleh syaikh Albani]. Dilansir dari laman dari hadits tersebut, berisi beberapa tips bagi pemuda di akhir zaman. Pertama, pemuda Islam harus menyadari bahwa pemuda merupakan pilar tegaknya agama Islam. Kedua, tanamankan rasa tanggung jawab. Generasi-generasi sebelumnya, telah menorehkan nama mereka dengan tinta emas dalam mengemban tanggung jawab menjaga agama Islam. Seperti lari maraton, generasi selanjutnya yang kemudian menerima tongkat estafet. Generasi saat ini harus siap dan menyiapkan diri untuk meraih tongkat estafet yang diberikan generasi sebelumnya. Generasi penerima limpahan amanah dari sebelumnya sebaiknya bersikap istisy’ar bil mas’uliyah menanamkan rasa tanggung jawab di dalam dada untuk memperjuangkan agama Islam, satu-satunya agama yang diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala. Ketiga, tapaki jalan ilmu. Seorang pemuda Islam harus membekali diri dengan ilmu syar’i. Ilmu yang paling berberkah adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Beliau bersabda dalam Hadits Irbadh bin Sariyah, “Sesungguhnya yang hidup setelahku sebagian di antara kalian, pasti akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rosyidin setelahku.” Keempat, berpegang teguh pada Ilmu dan ketaqwaan. Ilmu dan takwa adalah dua hal yang tidak bisa dipisah. Takwa butuh ilmu. Sementara ilmu tanpa takwa akan menyesatkan. Kelima, terus berkumpul dengan orang saleh. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa agama seseorang ditentukan oleh agama temannya. Artinya, lingkungan sangat menentukan baik-buruknya seseorang. Lingkungan yang baik akan menjaga kebaikan terus ada dan meminimalisir keburukan. Jama’ah orang saleh akan menguatkan satu sama lainnya. muf/smn
DI semua lini kehidupan kita sekarang ini, hampir tak ada celah kita lepas dari riba. Riba melekat erat dengan kehidupan kita. Empat belas abad yang lalu, Rasulullah saw mengatakan bahwa, “Sungguh akan datang pada manusia suatu masa ketika tiada seorangpun di antara mereka yang tidak akan memakan harta riba. Siapa saja yang berusaha tidak memakannya, maka ia tetap akan terkena debu ribanya,” HR Ibnu Majah, hadits dan Sunan Abu Dawud, hadits dari Abu Hurairah. Masa yang disebutkan oleh Rasulullah itu sedang terjadi sekarang. Bayar kuliah, lewat bank. Beli pulsa bisa lewat bank. Asuransi. Kredit. Bikin usaha dengan meminjam ke bank. Gajian. Kirim uang ke orang lain, dan ketika kita masih menggunakan uang kwartal pun, itu sudah termasuk suatu transaksi riba—dan mungkin inilah yang dimaksud oleh Rasulullah dengan terkena debu riba itu. Begitu banyaknya pintu dan ruang riba di sekeliling kita sekarang ini, sebagaimana hadist Rasulullah, “Riba itu mempunyai 73 macam. Sedangkan dosa yang paling ringan dari macam-macam riba tersebut adalah seperti seseorang yang menikahi menzinai ibu kandungnya sendiri,” HR Ibnu Majah, hadits dan Al Hakim, Jilid II halaman 37; dari Ibnu Mas’ud, dengan sanad yang shahih. Allah telah memberitakan dengan jelas dan gamblang tentang bagaimana riba dan apa sanksi bagi pengguna riba. Riba adalah penambahan pada modal pokok sedikit ataupun banyak lipatannya. Riba bukan lagi masalah bagi kebanyakan orang. Riba Merajalela, Salah Satu Tanda Kiamat Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat lagi ialah munculnya riba secara merajalela di tengah-tengah masyarakat dan ketidakpedulian mereka terhadap makanan yang haram. Di dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, beliau bersabda, yang artinya “Menjelang datangnya hari kiamat akan merajalela riba,” HR Thabrani sebagaimana termaktub dalam At-Targhib Wat-tarhib karya Al-Mundziri 39, dan beliau berkata, “Perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih”. Dan di dalam kitab Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasululloh Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya “Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman yang pada waktu itu orang tidak memperdulikan lagi harta yang diperolehnya, apakah dari jalan halal atau dari jalan haram.” Shahih Bukhari, Kitab Al-Buyu’, Bab Qaulil-Lah Azza wa Jalla “Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu ta’kuluu ar-ribaa” 4 313, dan Sunan Nasa’i 7 234, Kitab Al-Buyu’, Bab Ijtinaabi Asy-Syubuhaat fi Al-Kasbi. Kandungan atau isi hadits-hadits ini telah terbukti pada banyak kaum muslimin pada masa sekarang ini. Mereka tidak memilih yang halal lagi dalam berusaha, bahkan mereka kumpulkan saja harta baik dari jalan halal maupun dari jalan haram. Dan kebanyakan hal ini karena keterlibatan mereka dalam muamalah riba. Banyak bank yang berpaktik secara ribawi, dan banyak pula orang yang terjerembab ke dalamnya. Betapa jelinya Imam Bukhari hingga beliau memasukkan hadits ini dalam Bab Firman Allah Azza wa Jalla “Yaa ayyuhal-ladziina amanuu laa ta’kulur-ribaa adh’aafan mudhoo’affah” ayat 130 surat Ali Imran Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba secara berlipat ganda, untuk menjelaskan, bahwa praktik memakan riba secara berlipat ganda itu akan terjadi secara leluasa, yakni apabila manusia tidak mempedulikan cara mencari harta serta tidak membedakan antara yang halal dan yang haram. []
Sahabat SRM, kita hidup di zaman dimana riba telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Riba menyebar baik ke masyarakat golongan atas maupun bawah, menyebar baik ke masyarakat tidak berpendidikan maupun berpendidikan. Inilah masanya dimana sekarang tidak ada seorang pun yang tidak memakan riba. Bahkan mereka yang berusaha menjauh dari ribapun masih terkena debu riba. Inilah bukti bahwa kita saat ini telah memasuki akhir zaman. Rasulullah bersabda "Akan tiba masanya, kamu tidak akan dapat menjumpai seorang pun di dunia ini yang tidak akan memakan riba. Dan sekalipun jika seseorang menyatakan bahwa dia tidak memakan riba, ia tetap terkena debu riba." Abu Daud Saat akhir zaman telah tiba, banyak pesan-pesan khususnya terkait dengan riba. Berikut beberapa pesan riba di akhir zaman 1. Di akhir zaman jangan sembarangan mengikuti fatwa atau pendapat ulama Semakin dekatnya akhir zaman ditandai dengan diangkatnya ilmu oleh Allah SWT dengan cara diwafatkannya para ulama bersama dengan ilmunya. Sedikit demi sedikit cahaya kebenaran yang menerangi umat setelah diwafatkannya para ulama hilang dan perlahan padam. Hanya tinggal sedikit ulama akhir zaman yang dapat memancarkan cahaya kebenaran yang hakiki. “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” Muttafaqun alaih. Ulama akhir zaman banyak yang tidak memiliki cahaya kebenaran. Hendaknya kita tidak sembarangan mengikuti fatwa atau pendapat ulama apalagi terkait riba, karena bab riba merupakan bab paling sulit menurut Ibnu Katsir. Akan ada banyak fatwa dan pendapat ulama yang berbeda tentang transaksi ekonomi dan riba. Jangan sampai kita sembarangan mengikuti fatwa atau pendapat ulama karena berdasarkan nubuat dari Rasulullah SAW akan banyak ulama yang sesat dan menyesatkan dan Rasulullah SAW menyebutnya sebagai makhluk yang paling jahat di kolong langit. “Dari Ali bin Abi Thalib Ra. ia berkata Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sudah hampir tiba suatu zaman akhur zaman, kala itu tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada dari Al-Qur’an kecuali hanya tulisannya hanya dibaca tanpa diikuti. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka fitnah itu akan kembali.’” HR. al-Baihaqi. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa keadaan umat Islam di akhir zaman akan banyak bermunculan ulama yang digambarkan sebagai makhluk terburuk karena banyak mengeluarkan fitnah yang sesat dan menyesatkan. Hukum riba yang sudah jelas dibuat samar dan dibuat seakan-akan merupakan perbedaan pendapat dikalangan para ulama dan dibebaskan sesuai dengan keyakinannya sehinggat umat menjadi ragu akan suatu hukum riba. Agar tidak ikut kedalam fitnah ulama yang sesat dan menyesatkan maka bertabayyunlah dengan berfikir kritis, meniliti dan menyelidiki setiap pendapat ulama tentang riba berdasarkan pemahaman yang menyeluruh dari Al Qur'an dan Hadis. Jangan sembarangan mengikuti pendapat ulama tanpa ilmu karena Allah telah menganugerahkan akal, mata, telingga dan hati yang dapat digunakan untuk berfikir akan kebenaran dan kelak semua itu akan dimintakan pertanggungjawaban. “Wahai orang-orang beriman jika datang kepadamu seorang durhaka dengan membawa suatu berita maka selidikilah, supaya kamu tidak menimpakan musibah terhadap suatu kaum karena kebodohan, lalu kamu menyesal atas apa yang kamu telah lakukan” Al Hujurat 6 “Dan janganlah engkau mengikuti apa yang tentang itu engkau tidak mempunyai ilmu. Sesungguhnya telinga, mata dan hati, semunya akan ditanyai mengenainya” Al Isra' 36 2. Di akhir zaman simpanlah harta dalam real Akhir zaman ditandai dengan telah menyebarnya inti dari riba yaitu penggunaan uang kertas dan uang elektronik. Uang kertas atau uang elektronik dan segala bentuk uang yang tidak memiliki nilai intrinsik termasuk kedalam inti riba karena disinilah sumber riba dan menjadi sumber penindasan dan pinipuan yang dihalalkan. Uang yang demikian akan terus mengalami inflasi dan pada satu titik tertentu akan mengalami kehancuran dan tidak akan memiliki nilai. Rasulullah SAW jauh jauh hari telah memerintahkan untuk menggunakan kembali uang yang memiliki nilai intrinsik atau menyimpan hartanya dalam bentuk real seperti komoditi, tanah atau hewan ternak. Miqdam bin Maadikarib telah mengatakan bahwa dia mendengar Rasul Allah bersabda Waktu pastinya akan datang kepada umat manusia ketika hanya dinar dan dirham saja yang akan digunakan Ahmad "Harta terbaik yang dapat dimiliki di akhir zaman adalah domba yang akan dibawanya ke kaki bukit dan dikawasan dimana hujan turun, melarikan diri dengan agamanya dari sengketa umum." Bukhari Abu Bakar telah melaporkan bahwa Rasulullah bersabda kegemparan akan muncul setelah munculnya keributan yang lain, dan kemudian akan ada periode kegemparan yang mana seorang yang duduk lebih baik dari seorang yang berjalan, dan seorang yang berjalan lebih baik dari seorang yang berlari kepadanya. Bila itu terjadi dia yang memiliki unta patut tetap dengan unta-untanya, dan dia yang memiliki domba patut tetap dengan biri-birinya, dan dia yang memiliki tanah harus tetap dengan tanahnya..." Muslim Hadis diatas juga secara tidak langsung menjelaskan bahwa uang kertas dan seluruh sistemnya akan mengalami keruntuhan karena nilainya yang semakin hari semakin menurun. Uang kertas hanyalah kertas yang diakui bersama sebagai uang. Ketika kepercayaan dan transaksi tidak menggunakan uang kertas maka dengan sendirinnya uang akan runtuh. Ketika uang kertas akan runtuh maka harga barang seolah-olah akan melonjak namun sejatinya nilai uang kertaslah yang menurun, bukan harga barang. Uang elektronik seperti bitcoin jelas bukan solusi, karena memiliki karakteristik yang sama, yaitu tidak memiliki nilai intrinsik. Uang elektronik justru bisa lebih berbahaya karena hanya deretan digit digiatal yang sangat mudah untuk dihapus, dikurangi atau ditambah. Lihatlah kini negara-negara sudah mulai banyak yang meninggalkan uang kertas khususnya dollar atau diistilahkan dedollarisasi. Negara-negara kini berlomba-lomba menyimpan emas untuk persiapan keruntuhan uang kertas. Keruntuhan sisiten zalim uang kertas hanya tinggal menunggu waktu. Dari sekarang alihkan seluruh harta ke dalam harta yang real sesuai anjuran Rasulullah SAW agar harta kita tidak terus menerus mengalami pengurangan nilai. 3. Di akhir zaman sadarilah bahwa riba adalah fitnah dan ujian Akhir zaman adalah zaman yang dipenuhi berbagai fitnah dan ujian. Jangan sampai tertipu oleh tipu daya akhir zaman. Banyak yang tertipu dengan fitnah dan ujian akhir zaman. Tertipu bahwa yang dilakukannya adalah kebaikan yang dapat membawa kepada syurga namun justru sebaliknya yang dilakukannya justru membawanya ke jalan neraka. Di akhir zaman inilah banyak yang tertipu yang dilihatnya api padahal air dan sebaliknya. "Sungguh aku tahu apa yang ada bersama Dajjal, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Salah satunya secara kasat mata berupa air putih dan yang lainnya secara kasat mata berupa api yang bergejolak. Bila ada yang menjumpainya, hendaklah mendatangi surga yang ia lihat berupa api dan hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya karena sesungguhnya itu adalah air dingin.” Muslim Riba merupakan salah satu ujian terbesar yang hampir sebagian besar orang telah gagal melewatinya dan bahkan telah gagal untuk mengenali dan membedakan antara riba dan bukan riba. Banyak yang tertipu dengan label syariah namun yang dilakukannya riba. Banyak juga yang menyerukan transaksi ekonomi anti riba tapi ternyata yang dilakukannya justru riba. Banyak pula yang menjadikan dan menjual agama untuk menperoleh keuntungan melalui riba. Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing berpura-pura zuhud dari dunia untuk mendapat simpati orang ramai dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal, hati mereka adalah hati serigala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada mereka Apakah kamu tertipu dengan kelembutan-Ku? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepada-Ku? Demi kebesaran-Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri sehingga orang yang alim cendekiawan pun akan menjadi bingung’.” HR. Tirmidzi Agar dapat melewati fitnah dan ujian akhir zaman khusunyanya ujian riba maka bersabarlah dan bersabarlah dengan senantiasa menguatkan diri dan menahan diri agar tidak terkena riba serta meninggalkan seluruh hal yang berhubungan atau terdapat perbedaan pendapat tentang riba. Jagalah keluarga agar tidak terkena riba, jauhi segala perkara yang mungkar, tinggalkan perkara yang umum yang bertentangan dengan agama serta segeralah dalam beramal. "Dari Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Wahai Abu Dzar, bagaimana kamu jika berada dalam kekacauan?” Lalu beliau SAW menyilangkan jari jarinya. Abu Dzar berkata, “ Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku, ya Rasulullah?” beliau menjawab,”Bersabarlah ! bersabarlah ! manusia akan berpura pura dengan akhlak dan perbuatan mereka.” HR Hakim dan Baihaqi Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra bahwa Rasulullah SAW bersabda , “ Bagaimana denganmu jika kamu berada di tengah kekacauan, janji janji dan amanat mereka abaikan, kemudian mereka berselisih seperti ini ?” Lalu, beliau menyilangkan antara jari jari. Abdullah bin Amr bertanya,” Lalu , dengan apa engkau menyuruhku?” Beliau menjawab, “Jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum.“ HR Abu Daud dan Nasa’i "Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah ujian berat seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman pada waktu pagi kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir atau seseorang yang masih beriman pada waktu petang kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia.” HR. Muslim 4. Di akhir zaman ikutilah jamaah yang memahami agama dan menjalankan Al Qur'an dan Sunnah Saat akhir zaman dimana fitnah khsusnya riba telah telah meluas maka pesan Rasulullah SAW adalah berlindung dengan jamaah atau kelompok yang dipimpin oleh imam yang memahami agama berdasarkan Quran dan sunnah. Jika tidak ada maka lebih baik lindungilah keluarga dan tinggalkan semua fitnah dan segala yang berhubungan dengan riba sebagaimana kisah pemuda Ashabul Kahfi. "Di antara tanda-tanda hari kiamat sebagaimana yang telah digambarkan oleh Rasulullah kepada sahabatnya Hudzaifa, adalah seperti berikut Manusia akan mengikuti sunnah yang lain dari pada sunnahku dan memberikan panduan lain dari panduanku, jadi kamu akan temukan dari mereka suatu yang dapat diambil dan suatu yang harus ditolak. Aku bertanya apakah akan ada kejahatan setelah kebaikan tersebut dan beliau menjawab Ya, akan ada manusia yang akan menyeru manusia lain ke pintu neraka jahanam dan mencampakkan mereka dengan seruan mereka itu ke dalamnya. Aku meminta Rasulullah untuk menggambarkan mereka kepada kami dan beliau menjawab Mereka adalah dari kalangan kita dan berbicara seperti kita. Aku bertanya apakah perintah yang akan diberikannya kepadaku jika memang terjadi pada zamanku dan beliau menjawab Kamu harus setia kepada jamaat yaitu komunitas kaum yang beriman dan Imam yaitu Ameer atau kepala jamaat yang mana kekuatan diberikan kepadanya melalui metode Baiat atau sumpah setia oleh yang demikian masyarakat dan pemimpinnya akan hidup dengan kehidupan yang menurut Al Quran dan Sunnah dan, oleh sebab itu, merekalah yang benar-benar mendapat pedoman. Aku berkata Jika tidak ada jamaat atau pun Imam? Beliau bersabda Maka berpalinglah dari semua kelompok itu meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu dan engkau tetap seperti itu." Bukhari, Muslim Allahu A'lam Sumber Diolah dari berbagai sumber
riba di akhir zaman