Tari Likok Pulo diciptakan sekitar tahun 1849 oleh seorang pedagang sekaligus ulama asal Arab bernama Syekh Ahmad Badron. Secara bahasa, tarian tradisional Aceh ini berasal dari 2 kata yakni ‘likok’ yang bermakna ‘gerak tari’ dan ‘pulo’ yang berarti ‘pulau’. Alat marawis adalah jenis “band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik satu ini bisa disebut campuran antara alat seni Timur Tengah dengan budaya Betawi, dan di dalamnya mempunyai sisi keagamaan yang sangat kental. Itu tercermin dalam berbagai lirik lagu yang dinyanyikan yang merupakan pujian dan cinta bagi Sang Pencipta. Tari Saman tidak diiringi dengan musik, hanya menampilkan gerakan tepuk tangan dan gerakan lainnya seperti gerpuk, kirep, lingang, dan surang-saring. Seiring berkembangnya zaman, ada pula yang memberi iringan musik rebana. Tari Saman dimainkan oleh pria dengan jumlah ganjil atau minimal 7 orang, bahkan hingga ratusan. Pencipta Tari Kecak. Mengenal sejarah tari kecak, tentu juga harus tahu mengenai penciptanya. Tari kecak diciptakan oleh seorang seniman bernama I Wayan Limbak yang dibantu oleh seorang seniman dari Jerman bernama Walter Spies. Sosok I Wayan Limbak memang jarang diketahui secara umum, khususnya untuk masyarakat luar Bali. Tari Saman merupakan seni tari tradisional di Indonesia yang sangat unik dan paling populer di Aceh, disamping tarian tradisional Aceh lainnya seperti tari Seudati, tari Bungong Jeumpa dan tari Ratoh Jaroe. Seni tari ini memadukan gerakan tubuh yang berirama dan musik serta tepuk sehingga membuat penontonnya akan berdecak kagum ketika melihatnya. Apalagi lirik lagu "Tepuk Amai-Amai, Belalang Kupu-Kupu" di lagu tersebut mirip dengan lagu Pok Ame-Ame yang berlirik "Pok Ame Ame, Belalang Kupu-Kupu". Lagu Pok Ame-Ame ini ternyata bukan kali pertama dijiplak. Pada pertengahan tahun 2022, muncul lagu berjudul Pok Amai Amai (Hutang) yang dipopulerkan oleh grup band asal Malaysia bernama Floor 88. .

lagu tari tepuk tangan diciptakan oleh